GoLiput

Bupati Thariq Modanggu Jadi Narasumber Seminar Wisuda UT Gorontalo, Sampaikan Pesan Kemandirian dan Transformasi SDM

GOLIPUT.ID, Gorontalo Utara– Bupati Gorontalo Utara, Thariq Modanggu, tampil sebagai narasumber pada Seminar Wisuda dalam rangkaian Wisuda Daerah Universitas Terbuka (UT) Gorontalo, yang digelar di Gedung Hulondhalo Ballroom, Senin (17/11/2025). Seminar ini merupakan tradisi akademik yang menurut Bupati Thariq sangat penting sebagai penguatan semangat intelektual sebelum prosesi wisuda.

‎Di hadapan Direktur UT Gorontalo, dosen, serta para calon wisudawan, Bupati Thariq menyampaikan apresiasi mendalam terhadap peran strategis Universitas Terbuka sebagai pionir pendidikan jarak jauh sejak 1984. Ia bahkan menyinggung secara personal bahwa kelahiran UT bertepatan dengan tahun dirinya lulus sekolah dasar.‎

‎“Universitas Terbuka ini melampaui zaman. Sejak 1984 sudah menghadirkan pendidikan jarak jauh, jauh sebelum dunia menyadari pentingnya sistem daring pada masa pandemi,” ujar Thariq.

‎“Saya pikir akan mulai 08.30. Ternyata ini seminar paling tepat waktu yang saya alami,” ujarnya disambut tawa peserta.

‎Mengangkat tema seminar “Mewujudkan Lulusan Unggul yang Berdampak bagi Masyarakat, Bangsa, dan Negara”, Bupati Thariq mengajak peserta merefleksikan kembali makna unggul.

‎Menurutnya, unggul tidak hanya soal kemampuan akademik, tetapi juga mencakup empat lapis kualitas SDM:

‎- Akademis – berpikiran terbuka, kritis, dan siap menerima masukan.

‎- Skill & kompetensi – mampu bersaing di dunia kerja dan usaha.

‎- Personal – berkarakter, memiliki keseimbangan emosional dan spiritual.

‎‎- Sosio-religius – memegang nilai budaya dan moral yang menjadi ciri masyarakat Gorontalo.

‎Bupati Thariq menyebut bahwa tantangan ke depan semakin kompleks mulai dari derasnya informasi, dinamika sosial, hingga perubahan pasar kerja. Karena itu alumni UT harus tampil sebagai SDM yang adaptif dan berdaya saing.

‎ “Tidak ada jaminan bahwa lulusan perguruan tinggi tertutup selalu lebih baik. Yang membuktikan kualitas adalah kemandirian, kedisiplinan, dan kemampuan membangun diri,” tegasnya.

‎Dalam paparannya, Bupati Thariq juga menyinggung kondisi nasional terkait pemotongan anggaran daerah, termasuk Gorontalo Utara yang mengalami penurunan sekitar 144 miliar atau 19,50 persen.

‎Di tengah tantangan tersebut, ia mengenalkan konsep Efisiensi Optimis, yaitu strategi mempertahankan produktivitas melalui sinergi dan gotong royong, pemanfaatan rupiah yang produktif, inovasi berbasis solusi dan kreasi dalam keterbatasan.

‎Sebagai bagian dari inovasi daerah, Bupati Thariq memaparkan program G210 Plus (Gerakan Dua Kambing, Sepuluh Ayam, ditambah kolaborasi usaha sapi). Program yang sudah berjalan sebelum APBD ditetapkan ini berhasil menggerakkan partisipasi masyarakat, akademisi, dan dunia usaha untuk memperkuat ekonomi keluarga.

‎ “Sudah lebih dari 100 ekor kambing terkumpul tanpa APBD. Ini bukti bahwa sinergi dapat melahirkan perubahan,” jelasnya.

‎Ia juga mencontohkan keterlibatan guru dalam membantu siswa miskin ekstrem melalui pola modal usaha bagi hasil—bukan bantuan konsumtif.

‎Mengakhiri materinya, Bupati Thariq menegaskan bahwa lulusan unggul adalah mereka yang memadukan ilmu, nilai, keterampilan, dan kepedulian sosial sehingga mampu menghadirkan dampak nyata bagi masyarakat, bangsa, dan negara.

‎ “SDM unggul bukan hanya pintar, tapi mampu menjawab persoalan dengan kreasi, inovasi, dan karakter,” tuturnya.